"Kondisi buruh kita sedang tidak kondusif, harusnya dijaga stabilitasnya, karena pengusaha tanpa buruh tidak akan bekerja, dan sebaliknya," kata Sarman saat dihubungi Okezone, Minggu (13/1/2013).
Menurutnya, pemerintah juga harus ikut andil dalam menyelesaikan problem antara buruh dan pengusaha, caranya dengan menengahi kedua belah pihak dan bersikap netral.
"Karena selama ini terlihat pemerintah lebih mendukung buruh dibanding pengusaha," keluhnya.
Di samping itu, pemerintah disarankan melakukan pembinaan terhadap buruh dan serikat pekerja untuk mengantisipasi adanya aksi demonstrasi besar-besaran.
"Seperti melakukan diklat atau pendidikan pada buruh, di mana hal ini bertujuan agar buruh bisa lebih dialogis dan edukatif. Intinya dengan cara yang baik bukan dengan cara berdemo yang bersifat ancaman," imbuhnya.
Di sisi lain, pemerintah yang mulai memberlakukan perjanjian pedagangan bebas dengan China per 1 Januari 2013, patut menjadi perhatian. Hal ini karena investor diprediksi banyak yang berminat investasi di Tanah Air.
"Jika perilaku buruh masih seperti itu dan selalu melakukan ancamannya dengan berdemo, hal ini juga akan mempengaruhi investor-investor yang masuk ke Indonesia. Akan menurun, dan itu akan merugikan pengusaha yang berdampak juga ke buruh," tuturnya.
Posting Komentar - Back to Content